Senin, 07 Desember 2009

keadaan keraton pontianak saat ini

Posted on 11.07 by keraton

Gambaran kondisi Keraton Kadriyah Pontianak setelah diungkapkan Sultan Pontianak, Baginda Sultan Syarif Abu Bakar bin Syarif Mahmud Alkadrie, ternyata memancing sejumlah keprihatinan lainnya. Bahkan Wali Kota Pontianak Buchary A Rahman diminta menanggapi persoalan bangunan bersejarah tersebut, dengan mengalokasikan kucuran dana untuk merehabnya.

Heriyanto, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Kalbar memandang, telah sewajarnya Pemerintah Kota Pontianak memberikan perhatian serius terhadap kondisi keraton yang saatnya untuk dibenahi. Dia meminta Wali Kota Buchary A Rahman mencurahkan perhatiannya serta peduli terhadap salah satu situs bersejarah peninggalan Kesultanan Pontianak di masa lalu. "Terus terang, perhatian Pak Wali terhadap keberadaan keraton sangat kecil, padahal ini kan nilai sejarah," tandas dia kepada Pontianak Post.

Keberadaan Kadriyah tak bisa dilepaskan dari berdirinya Kota Pontianak yang diawali dengan dikukuhkannya Kesultanan Pontianak pada 1771 M. Berdiri tegaknya bangunan istana yang kian hari kian dimakan usia, menimbulkan ketakutan beberapa kalangan bahwa bangunan yang didirikan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tersebut tak kuat menopang dirinya. Apalagi sebagaimana pernah diungkapkan Sultan Syarif Abu Bakar kepada Pontianak Post beberapa waktu lalu, 70 persen pondasi bawah keraton tak dapat dipertahankan lagi. Sementara atap keraton yang mencirikan bangunan di masa lalu diungkapkan dia telah mengalami kebocoran di beberapa sisi. Ketakutan tersebut tentu saja beralasan, dengan memandang beberapa bangunan keraton yang tersebar di beberapa daerah di Kalbar kini telah menyisakan puing akibat tak terjangkau perawatan. Sebut saja bangunan Istana Kerajaan Kubu, Istana Kerajaan Sekadau, Istana Surya Negara Kerajaan Sanggau, Istana Kerajaan Sukadana, serta Istana Kerajaan Simpang. "Ini kan merupakan aset nasional, merupakan peninggalan sejarah yang memberikan potret Kota Pontianak di masa lalu," ungkap dia.

Heriyanto berharap dibawah kepemimpinan wali kota yang kini dipimpin Budak Pontianak, mestinya tak melupakan asal-usul berdirinya kota yang kini berusia 235 tahun ini. Di masa lalu, dia mengungkapkan, ketika Kota Pontianak dipimpin orang-orang dari luar, perhatian masih tercurahkan. "Jangan sampai bangunan keraton dibiarkan begitu saja," tandas dia sembari meminta agar DPRD Kota Pontianak berperanan dengan memperjuangkan bangunan keraton. (ote)

< Gambaran kondisi Keraton Kadriyah Pontianak setelah diungkapkan Sultan Pontianak, Baginda Sultan Syarif Abu Bakar bin Syarif Mahmud Alkadrie, ternyata memancing sejumlah keprihatinan lainnya. Bahkan Wali Kota Pontianak Buchary A Rahman diminta menanggapi persoalan bangunan bersejarah tersebut, dengan mengalokasikan kucuran dana untuk merehabnya.

Heriyanto, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Kalbar memandang, telah sewajarnya Pemerintah Kota Pontianak memberikan perhatian serius terhadap kondisi keraton yang saatnya untuk dibenahi. Dia meminta Wali Kota Buchary A Rahman mencurahkan perhatiannya serta peduli terhadap salah satu situs bersejarah peninggalan Kesultanan Pontianak di masa lalu. "Terus terang, perhatian Pak Wali terhadap keberadaan keraton sangat kecil, padahal ini kan nilai sejarah," tandas dia kepada Pontianak Post.

Keberadaan Kadriyah tak bisa dilepaskan dari berdirinya Kota Pontianak yang diawali dengan dikukuhkannya Kesultanan Pontianak pada 1771 M. Berdiri tegaknya bangunan istana yang kian hari kian dimakan usia, menimbulkan ketakutan beberapa kalangan bahwa bangunan yang didirikan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tersebut tak kuat menopang dirinya. Apalagi sebagaimana pernah diungkapkan Sultan Syarif Abu Bakar kepada Pontianak Post beberapa waktu lalu, 70 persen pondasi bawah keraton tak dapat dipertahankan lagi. Sementara atap keraton yang mencirikan bangunan di masa lalu diungkapkan dia telah mengalami kebocoran di beberapa sisi. Ketakutan tersebut tentu saja beralasan, dengan memandang beberapa bangunan keraton yang tersebar di beberapa daerah di Kalbar kini telah menyisakan puing akibat tak terjangkau perawatan. Sebut saja bangunan Istana Kerajaan Kubu, Istana Kerajaan Sekadau, Istana Surya Negara Kerajaan Sanggau, Istana Kerajaan Sukadana, serta Istana Kerajaan Simpang. "Ini kan merupakan aset nasional, merupakan peninggalan sejarah yang memberikan potret Kota Pontianak di masa lalu," ungkap dia.

Heriyanto berharap dibawah kepemimpinan wali kota yang kini dipimpin Budak Pontianak, mestinya tak melupakan asal-usul berdirinya kota yang kini berusia 235 tahun ini. Di masa lalu, dia mengungkapkan, ketika Kota Pontianak dipimpin orang-orang dari luar, perhatian masih tercurahkan. "Jangan sampai bangunan keraton dibiarkan begitu saja," tandas dia sembari meminta agar DPRD Kota Pontianak berperanan dengan memperjuangkan bangunan keraton. (ote)

No Response to "keadaan keraton pontianak saat ini"

Leave A Reply